wartaapa-Pejabat Pengambil Komitmen, Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (PPK OP SDA) wilayah hilir BBWS Bengawan Solo, Antonius Suryono menjelaskan amblesnya tanggul Bengawan Solo di Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, disebabkan gempa di salah satu wilayah di Kabupaten Tuban pada 2019 silam. Patahan tanggul yang terjadi di wilayah tersebut, juga terjadi di wilayah Gresik, Lamongan, Bojonegoro.
Hal itu ditegaskan Antonius saat meninjau tanggul ambles di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Tuban bersama Bupati Tuban H. Fathul Huda bersama Komandan Kodim 0811/Tuban, Letkol Inf. Viliala Romadhon, Jumat (07/02).
“Tidak longsor tanggulnya tetapi patah.Kondisi tanah patah seperti dipotong setelah gempa 22 September tahun lalu,”” jelasnya.
Menurutnya, Tim Geologi BBWS dari Solo saat ini juga sedang perjalanan menuju ke Plumpang. Tim akan melalukan penyelidikan dan hasilnya untuk menentukan kontruksi apa yang sesuai untuk penanganan tanggul di sini. Hasil penyelidikan akan dianalisa untuk selanjutnya dibuat desain untuk diterapkan di lapangan.
“Kita berharap tidak sampai satu dua bulan. Penanganan akan jalan setelah hasil pemeriksaan tanah disini. Diharapkan bertahan sampai ada pembuatan tanggul permanen,” bebernya.
Sebagai upaya penanganan tercepat, BBWS melakukan penimbunan dan menambah sak berisi tanah di belakang tanggul. Tumpukan Sak tersebut sebagai penguatan tanggul dan pertahanan terakhir tanggul sembari menunggu penanganan darurat.
Anton juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Tuban dan masyarakat yang ikut serta melakukan penanganan kebencanaan ini. Masyarakat berpartisipasi aktif mulai dari penimbunan hingga pengawasan kondisi tanggul dan Bengawan Solo.
Untuk diketahui, tanggul Bengawan Solo pertama kali ambles pada akhir September 2019. Tanggul ambles dengan panjang retakan 70 meter, dan kedalaman 60 centimeter. Akhir Oktober 2019, rekahan tanggul makin lebar dan berbahaya. Prakiraan warga, panjang kerusakan tanggul kurang lebih 110 meter.
Gubernur Jawa Timur bersama Bupati Tuban dan pihak terkait juga telah meninjau langsung kondisi di lokasi tanggul beberapa waktu lalu. Pemkab Tuban terus memantau perkembangan penanganan tanggul yang dapat berubah sewaktu-waktu.Sejumlah upaya tanggap bencana juga diambil untuk menguatkan tanggul sungai terpanjang di Pulau Jawa ini. Perbaikan tanggul ini merupakan sharing antara Pemkab dan BBWS beserta tenaga warga Plumpang. Sementara ini dana awal yang telah tersedot sebanyak Rp. 143 juta. (es/set)