wartaapa-Penyakit katarak memiliki angka prevalensi lima persen dari total penduduk Kabupaten Tuban atau sekitar 15.547orang. Dari jumlah tersebut, didominasi kelompok usia di atas 50 tahun. Katarak menjadi penyebab tersebar terjadinya kebutaan di Kabupaten Tuban. Karenanya, perlu mendapat perhatian serius agar angka kebutaan dapat ditekan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Tuban saat hadiri acara Bakti Sosial Operasi Katarak 60 orang dan Pemberian 200 kacamata gratis untuk siswa di RSUD dr. R. Koesma Tuban, Selasa (30/07).
“Penyakit katarak sejatinya masih bisa diobati apabila sudah diketahui gejala awalnya,’’ terang Bupati Lindra, seperti yang dilansir tubankab.go.id.
Lebih lanjut, Pemkab Tuban mendorong dinas terkait agar intens menyosialisasikan tentang kesehatan mata. Kesadaran masyarakat yang meningkat akan mampu mendukung perununan angka kebutaan di Kabupaten Tuban. Harapannya, kegiatan tersebut intens diselenggarakan hingga di tingkat desa.
Bupati Halindra menekankan Pemkab Tuban akan mengupayakan peningkatan pelayanan dan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Mengingat, peningkatan kesehatan menjadi tolok ukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tidak hanya fokus di pusat kota, tetapi juga seluruh kecamatan di Kabupaten Tuban.
“Sebagai contoh, bakti sosial berupa khitan massal juga diselenggarakan di kecamatan lain, Soko dan Bangilan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes P2KB Tuban, Bambang Priyo Utomo menyebutkan pelaksanaan operasi katarak dilakukan tiga orang spesialis mata di RSUD Koesma Tuban. Adapun 60 lansia penderita katarak yang akan dioperasi tersebar dari 20 kecamatan.
“Untuk pelaksanaan operasi dilakukan secara bertahap sebanyak 15 orang tiap harinya agar tidak mengganggu layanan Poli Mata RSUD Koesma,” ujarnya.
Terkait pembagian kacamata bagi siswa dimaksudkan untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Bambang Priyo menambahkan pembagian kacamata wujud kerjasama antara Pemkab Tuban, Komatda Tuban, Yayasan Paramitra dan CSR perusahaan di Kabupaten Tuban. (set)