wartaapa-PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik (Balitjestro) mendatangkan tenaga ahli bagi 25 orang perwakilan petani green belt bertempat di lahan pasca tambang Semen Indonesia (12/03).
Kerjasama ini dilakukan untuk membuat demontration plot (Demplot) di lahan green belt SIG Pabrik Tuban. Tim dari Balitjestro yang akan mengawasi langsung, sekaligus pengelolaannya. Ini juga akan melibatkan petani green belt dengan harapan dapat menjadi sarana pembelajaran para petani.
“Melalui pelatihan ini nantinya peserta pelatihan budidaya tanaman buah tersebut diharapkan dapat menularkan ilmu yang didapatkannya kepada seluruh anggota di kelompoknya,’’ tutur General Manager of Mining & Raw Material PT Semen Indonesia (Persero) Tbk-Pabrik Tuban, Musiran.
Musiran menyebut, saat ini jumlah anggota petani gren belt telah mencapai lebih dari 500 orang yang seluruhnya adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar.
“Pada tahap pertama ini SIG membuat Demplot seluas sekitar 3 hektare di lahan pasca tambang dengan ditanami tanaman anggur sebanyak 250 pohon, kelengkeng sebanyak 150 pohon dan tanaman jeruk sebanyak 150 pohon,’’ jelasnya, seraya menambahkan luas lahan greenbelt yang dikerjasamakan dengan Balitjestro seluas 7,75 hektare.
Menurut Musiran, total luas greenbelt saat ini berkisar 98,53 hektare yang dikelola oleh kelompok-kelompok petani di sekitar perusahaan menjadi lahan pertanian yang subur. Sehingga, perusahaan pun memberikan izin kesempatan lahan green belt secara gratis untuk para petani dan hasil pertaniannya pun sepenuhnya untuk petani penggarap.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Murtadji, mengatakan lahan green belt ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar perusahaan. Selain itu, perusahaan semen terbesar ini juga memiliki banyak embung air yang tidak pernah kering sepanjang tahun.
“Manfaatnya cukup besar, tinggal sekarang bagaimana caranya saja,” ujar Murtadji.
Kepala Balitjestro, Harwanto, mengatakan pihaknya diberikan mandat Kementrian Pertanian untuk berinovasi dalam bidang pertanian, termasuk menjalin sinergi dengan semua pihak untuk memajukan petani.
“Imej orang melihat lahan pasca tambang semen pasti tak ada manfaatnya. Namun, bila kita teliti lebih jauh, pasti banyak manfaatnya, terutama untuk budidaya tanaman,” bebernya.
Harwanto menambahkan, teori maupun praktik yang diberikan Balitjestro kepada petani green belt diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat di wilayah sekitar perusahaan.
“Berdoa saja, semoga yang kita lakukan dapat berhasil dan sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama,” pungkasnya.(es/set)