Buntut Pelemparan Batu, Begini Sikap PSHT Cabang Tuban

Foto : Salah seorang anggota PSHT Cabang Tuban yang jadi korban pelemparan batu. (ist)

wartaapa-Sejumlah warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Tuban mendatangi sebuah kawasan Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.

Upaya ini dilakukan menyusul terjadinya pelemparan batu yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal di lokasi setempat terhadap rombongan pemotor yang dipulangkan aparat kepolisian bersama pengamanan terate (pamter) pada Minggu (07/08).    

Bacaan Lainnya

Aksi pelemparan batu yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal tersebut mengakibatkan seorang personel pamter mengalami luka serius dan harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.  

Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Tuban Lamidi menjelaskan, pihaknya terpaksa mendatangi lokasi kejadian karena untuk meredam emosi massa.

“Sudah seharusnya seluruh warga SH Terate mengakui dan menghargai perbedaan dalam menjalin persaudaraan dan kebersamaan. Harapan kepada pihak sebelah untuk meredam provokasi dan menghormati kearifan setempat yang difasilitasi aparat pemerintah desa, camat dan kepolisian,” ungkap Lamidi, melalui keterangan resminya, Kamis (11/08).

Dari hasil pertemuan dengan Forum Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Kecamatan Singgahan bersama lintas perguruan silat di Kecamatan Singgahan, akan dibuat tugu bersama lintas perguruan di lokasi tersebut. Sebelumnya, terjadi pertemuan antara Kapolres Tuban, Wakapolres Tuban, Kabag Ops, Kasat Intelkam Polres Tuban, Ketua PSHT Cabang Tuban, Ketua PSHT Ranting Singgahan dan Ketua Pagar Nusa Singgahan, pemilik tanah lokasi gapura dan Kepala Desa Kedungjambe.

“Hasil rapat atau pengondisian wilayah Kedungjambe harus aman dan kondusif. Jangan sampai ada kejadian lagi, ini yang terakir. Saya minta semua dulur-dulur (SH Terate) menahan diri dan menghormati keputusan yang sangat baik ini. Dengan tugu bersama wujud kebersamaan dan persaudaraan seperti ajaran kita. Tentang hukum, kita pasrahkan kepada aparat penegak hukum dan terus kita kawal bersama,” tegas Lamidi.

Sementara itu, tim pengurus cabang meliputi pamter, humas dan lembaga hukum serta fungsi lainnya telah melakukan kajian internal atas kejadian tersebut. Hasilnya, sudah dirangkum untuk pertimbangan internal dalam mengambil keputusan. Mulai dari situasi lokasi malam kejadian, akun medsos provokasi dan lainnya.

“Kami yakin aparat kepolisian dapat bekerja profesional untuk mengungkap dan memproses hukum siapa saja pelaku penyerangan dan siapa aktor intelektualnya. Agar kejadian yang sama tidak terulang lagi,” harapnya.

Ia juga berharap apparat bisa mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan pemeriksaan ayam jago di Balai Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Kejadian ini juga mengakibatkan seorang personel Pamter Ranting Parengan mengalami luka bacok.

“Kasus ini juga kami percayakan sepenuhnya kepada aparat. Karena sarana dan prasarana sangat mendukung untuk mengungkap dan memproses semua,” desaknya.

Lamidi mengimbau dalam suasana HUT RI ke-77 ini, para warga SH Terate untuk terus bisa menjaga kamtibmas di lingkungan masing-masing. Agar tidak mudah terprovokasi dan terus menyebarkan kebaikan. Sesuai ajaran pendiri SH Terate yang juga pahlawan perintis kemerdekaan tentang nasioanlisme dan patriotisme yang diajarkan hingga saat ini. Menurutnya, persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa adalah bagian dari perilaku mencintai bangsanya. Selain terus menjaga dan melestarikan warisan leluhur Indonesia berupa pencak silat.

“Mari bersama-sama untuk menunjukkan ajaran kita di masyarakat. Jangan terbawa arus provokasi dalam bentuk apapun, oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah SH Terate. Kita rawat kerukunan lintas perguruan dan kerukunan sesama anak bangsa,” pungkasnya. (by/set)

Pos terkait