Inilah Sosok Wali Pemasyarakatan Lapas

wartaapa-Menjadi wali pemasyarakatan Lapas kelas II B Tuban tidaklah mudah. Sebab, penuh dengan tantangan. Begitulah yang mungkin dirasakan Mokhamad Mukhlasin (56). Pria murah senyum ini diamanatkan menjadi wali pemasyarakatan di Lapas setempat bukan tanpa alasan. Sebab, pria yang juga Komandan Regu Penjagaan di Lapas tersebut sudah mengabdi selama lebih dari 30 tahun.

Wali pemasyarakatan sendiri adalah petugas pemasyarakatan yang mendapat tugas mengamati, menangani dan mendampingi secara langsung dan khusus masalah pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Karena lama bertugas, tak heran kalau ia telah mengenal berbagai karakter warga binaan, baik dewasa maupun anak-anak, khususnya anak yang berhadapan dengan hukum atau anak didik pemasyarakatan.  Mukhlasin harus menempatkan diri sebagai orang tua yang mampu memberikan motivasi untuk  anak didiknya.

“Saya memosisikan diri sebagai orang tua, jadi saya berikan motivasi. Sebelumnya adakan pendekatan untuk selanjutnya memberi nasihat,’’ aku pria yang ramah ini saat ditemui awak media, Kamis (23/07).

Selain itu, dirinya mengungkapkan sebagai wali harus bisa mengubah mindset anak didiknya, dan meluruskan mindset itu menuju hal positif.

“Selama ini anak yang melakukan pelanggaran hukum mayoritas orientasinya adalah uang. Ikut dengan orang di atas usianya yang orientasinya untuk mencari uang. Kami harus jelaskan bahwa itu bukan orientasi yang benar, karena masa depan yang masih panjang harus diisi dengan pendidikan,” serunya.

Ia menambahkan bahwa peran orangtua sangat penting untuk menumbuhkan kemampuan dan motivasi anak. Dirinya berujar selalu menasihati orang tua anak didiknya jika sedang berkunjung di Lapas.

“Berikanlah motivasi untuk berkembang sesuai dengan umurnya, kalau dia sekolah awasi dia bergaul dengan siapa, jam berapa dia pulang. Tidak harus posesif, namun berikan pengertian dan perhatian sebagai orangtua yang menginginkan masa depan yang baik untuk anaknya,” pesannya.

Pria asal Kebumen, Jateng ini  beranggapan seluruh anak didik pemasyarakatan yang dia bina seperti anak kandungnya sendiri. Sehingga, laki-laki kelahiran tahun 1964 tersebut berharap anak didik pemasyarkatan juga merasakan kehadiran orang tua Lapas Tuban. (es/set)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *